SURABAYA (jurnalberita.com) – Eskalasi politik belakangan kian tinggi. Hal ini dipicu berbagai kasus besar, mulai skandal Bank Century, Miranda Gate, Gayus Gate dan Hak Angket Pajak, termasuk pula soal Ahmadiyah, disusul pula bocoran Wikileaks dan Paket Bom. Semua itu menunjukkan dinamika politik sangat panas yang seakan dalam satu semester lagi Pileg dan Pilpres berlangsung. Ada apa sebenarnya?
Terkait panasnya situasi politik, Partai Golkar Jatim yang paham akan teritorial maupun kondisi sospol masyarakat Jatim ini, bermanuver dengan mematok perolehan kursi dalam Pileg 2014 sekitar 25 buah.
“Jatim sampai kapanpun menjadi tolok ukur nasional dalam berbagai hal, karenanya wajar kalau Partai Golkar Jatim melontarkan targetnya 25 kursi dalam Pileg 2014,” tegas H. Sabron Djamil Pasaribu, selaku Ketua bidang Pemenangan Pemilu PG (Partai Golkar) Jatim pada jurnalberita.com.
Nasib partai berlambang Pohon Beringin yang tak mau disebut partai pada saat itu, di tahun 1999 terus terpuruk dan harus memperbaiki kembali dengan memperoleh 15 kursi di DPRD Jatim, pada masa kepemimpinan H. Ridwan Hisjam.
Di tengah kepemimpinan Ki Dalang Soenarjo, raihan kursi PG melorot sampai ke jumlah 11 kursi dalam Pileg 2009. Hal ini dikarenakan manuvernya SBY, ia melepas dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) bagi keluarga miskin sebesar Rp 300 ribu/KK. Tetapi, BLT itu tidak gratis begitu saja, rakyat harus memberi imbalan dan membayar dengan berbagai kesulitan hidup maupun mahalnya harga sembilan bahan pokok (sembako) itu.
Menurut Sabron D. Pasaribu, ketua Komisi A di DPRD Jatim ini, situasi politik di Indonesia belakangan bak cuaca yang sangat keras dan sulit diprediksi. Namun, PG yakin dengan targetnya 25 kursi itu, minimal kembali mendapatkan 15 kursi seperti tahun 1999.
“Untuk pencapaian dan realisasi target 25 kursi di DPRD Jatim, PG mencanangkan LPK (Lembaga Pendidikan Kader). LPK ini akan menggerakkan kembali spirit dan keluarga besar golkar yang terberai oleh situasi maupun kesibukannya masing-masing. Begitu pula program lama yang efektif, seperti Kader Aktif Kerakyatan dan Teritorial Pedesaan (Karakterdes). Karakterdes ini akan dihidupkan kembali secara taktis,” papar Sabron D. Pasaribu yang belum memastikan akan duduk kembali di DPRD Jatim atau DPR-RI di tahun 2014.
Selain itu, kata Sabron, berbagai elemen sosial dan kepemudaan akan disinkronkan kembali. Termasuk kino-kino-nya Golkar akan digalang lagi, dengan melibatkan perannya sesuai minat yang bersangkutan. “Namun di satu sisi, berselaras dengan kebijakan PG,” tutur Sabron, pria asli Batak, yang berangkat dari Dapil 6, Kediri, Blitar dan Tulungagung ini
Walaupun, data sementara yang diperoleh dari Rakornis Organisasi PG Jatim yang dimotori H. Gatot Sudjito ini, saat itu baru dicatat sekitar 31 persen, ini berarti tingkat konsolidasi di tingkat PK dan PL (Kecamatan dan Kelurahan) belum tergarap sedikitnya 70 persen.
“Kita akan garap secara menyeluruh. Jika perlu data sementara 31 persen itu dijadikan stimulus agar makin dimantapkan kembali. Khususnya hal yang terkait kaderisasi dan konsolidasi di tubuh PG Jatim,” tambah Sabron, pria yang beristri perempuan dari Banyuwangi ini. (jb5/jb1)